Kamis

cerita merah tentang dua insan

Jarak yang mempertemukan dua insan manusia ini ternyata juga yang memisahkan,aku tidak tahu bagaimana mengawali cerita ini,semuanya seolah sudah diatur,perjumpaan yang tidak direncanakan,penuh dengan iming-iming dan keraguan,ya ku bilang keraguan disini karena memang tidak adanya kata yang mengiyakan,hanya karena kebetulan ada separuh hati rapuh,terkoyak luka dan apalah semua tentang perasaan cinta yang porak poranda. Saat itu tidak ada jeda untuk berpikir,menimbang atau menampik,semuanya dengan sengaja diikutinya,kali ini entah kenapa hati rapuh itu yang dulu terbiasa diselimuti kerudung putih kebijakan,kehati-hatian,keikhlasan bertahan dalam duka dan memiliki kelembutan sucinya cinta telah kalah bertarung dengan pikiran logika yang mengatasnamakan pembenaran cinta dalam kesetiaan,apa salahnya mencoba menjadi pemberontak sekali-kali,merombak sedikit tatanan hati yang dulu begitu mulus dan membiarkan sebuah perasaan nyaman lainnya memasuki gerbangnya dan mengajaknya sebentar untuk mengintip betapa memang benar di dalamnya ternyata menganga sebuah lubang besar yang tak kunjung tertambal,di dekatnya hanya ada peralatan hati yang cuma menunggu tapi belum bekerja,menanti perintah dari sang waktu yang masih tetap bimbang dengan keputusan akhirnya.

Menyatulah bersama raga kedua insan ini,mereguk nikmatnya rasa surga dalam genggaman dunia,menciptakan sebuah rasa,saling mengerti,memahami dan terikat dalam sebuah janji larangan jalinan setelah itu,janji tetap kembali kepada sang pemilik.Rasa hangat yang datang,rasa rindu yang menyeruak di kala itu membuat tidak perlu adanya pertanyaan lanjutan atau basa basi,kebersamaan itu terasa begitu indah bagi keduanya,bermula dengan hanya saling menatap,tersenyum penuh arti,mencoba memahami ketertarikan diantaranya dan kemudian berakhir dalam keheningan usapan belai kasih,sungguh semuanya seperti sudah diatur,entahlah berjalan begitu mudah.

Perjumpaan dan perpisahan yang tidak rumit membuat kedua insan ini rindu dan lupa akan janji yang telah terucap,ternyata membuang semua kenangan yang hanya sekejap itu tidak seperti membuang barang bekas,di campakkan begitu saja,selesai.Hati yang bersembunyi telah berbelok bersahabat dengan pikiran dan menciptakan sebuah rasa rindu berbalut logika untuk kembali memupuk kehangatan kala itu,rasa malu tersingkir sudah.

Seiring dengan keyakinan,kedua insan ini berusaha mengatur perjumpaan demi perjumpaan,tapi entah mengapa sang waktu yang dulu begitu berpihak sekarang menutup jalannya,tidak semudah awalnya,pertandakah ini ? aku belum tahu kelanjutannya,biarlah garis guratan tangan 2 insan ini yang menjadi penentu.

Tidak ada komentar: